Apakah ibid masih dipakai?

Ternyata menurut Chicago Style (17th Edition) Citation Guide, ibid tidak lagi dipakai atau tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kode pengutipan rujukan yang sama dengan sumber referensi sebelumnya. Sebagai gantinya, dianjurkan memakai format pendek dari kutipan sebelumnya. Dalam tulisan ilmiah berbahasa Arab, cara ini sudah lama digunakan. Berikut rinciannya:

Pada Chicago style, pertama kali suatu sumber rujukan disebut, maka hendaknya disebutkan data referensi secara penuh. Untuk pengutipan berikutnya, gunakan versi pendek dari footnote tersebut meliputi:

  • Nama akhir dari pengarang atau penulis (untuk karya yang edit, gunakan nama akhir editornya, tetapi buang kata “ed” setelah namanya)
  • Format pendek dari judul yang dikutip (2-4 kata; buang awalan seperti A, An, atau The dari judul – untuk rujukan berbahasa Inggris; atau kata “sebuah”)
  • Nomor halaman (apabila ada)

Contoh footnote penuh yang diikuti oleh footnote dengan format pendek:

1. John Bright, Jeremiah. The Anchor Bible (Garden City, NY: Doubleday, 1965), 60.

2. Danna Nolan Fewell and David M. Gunn, “Boaz, Pillar of Society: Measures of Worth in the Book of Ruth,” Journal for the Study of the Old Testament 45 (1989): 46.

3. Arthur A. Just, ed., “Overview, Luke 3:1-20,” in Luke, Ancient Christian Commentary (Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2001), 57.

4. Bright, Jeremiah, 60.

5. Fewell and Gunn, “Boaz, Pillar of Society,” 46.

6. Just, “Overview, Luke 3:1-20,” 57.

Contoh sitasi pendek:

1. Bright, Jeremiah, 60.

2. Bright, 60.

3. Fewell and Gunn, “Boaz, Pillar of Society,” 46.

4. Fewell and Gunn, 45.

 

Apakah ibid masih dipakai?
Scroll to top