Al-Khoirot Institute of Islamic Studies, Malang, ID. WA: 0822-2667-4747

   

Wilson Kusumo

This writing was posted on September 8, 2005 in another blog, soon after the plane crash in Medan. Dedicated to him, my very close friend who I’ve never met.
One of the victims of Medan Plane Crash was Wilson Kusumo. He’s a social activist and known in Indonesia as a person with integrity and dignity.

He’d been very actively involved in contentious and, sometimes, heated discussion in Indonesia Forum mailing list or milis ppi-india, as it’s more popularly known, where I am one of the moderators.

I never met him in person nor have I seen his photo. Because when we discuss things, what really matter to us is the opinion and the character behind it. And from the way he discussed things and deal with various mattters, I knew this person has a kind of unbiased and very determined personality.

When the name-list of mandala plane crash victim came up, we in the Indonesia Forum were amazed and shocked that one of those victims are a person we knew almost personally. It shocked and amazed me even further when I came to know that he’s a Chinese and a non-Muslim.

Contrary with the trends in the ever on-going discussion, he was never complaining about the treatment of Muslim majority in Indonesia against the minority; nor did he complain about the “mal-treatment” of non-Chinese Indonesians against the chinese. on the contrary, whenever someone post a new thread about these kind of complain, he’d be the first person to protest and oppose such kind of feeling saying that the minority i.e. non-muslim and Chinese origin should and must stop crying wolf everytime. That’s why I never imagine that he’s one of those belonging to the Indonesian chinese/minorities. And at the same time, it also confirms how good person he was.

I think he should live much longer, to be an iconic figure to emulate and as a symbol of strong willingness of peaceful co-existence and harmony.

For the family, his wife Ms. Betty and his children, my heart goes to you. I’m sure he’ll rest in peace in heaven. God bless him and his family.

Update: to have a little clue about him and his impartial judgement, here’s one of my conversation with him in the milis ppiindia and also some comments regarding his death:

In ppiindia@yahoogroups.com, “A. Fatih Syuhud” wrote:
Me: Apa beda antara pengusaha/enterpreneur India dan Indo?

1. yg pertama akan ‘mengembalikan’ sebagian itu untuk negara atau rakyat india; sedang pengusaha Indo ‘menghadiahkan’ penghasilannya pada Singapore atau Cina.

Wilson Kusumo: Jangan lupa AS Pak Fatih. Saya pernah “nginap” disana selama 8 tahun dan tahu pasti berapa besar uang dari hasil perdagangan di Indonesia ditanamkan di sektor residential property oleh bos Lippo dan Sinar Mas. Dan ini baru contoh secuil saja.

Me: 2. pengusaha india merasa bangga pada nasionalisme ke-india-annya, sedang pengusaha kita merasa bangga pada ‘nasionalisme’ leluhurnya.

Wilson Kusumo: Tidak sepenuhnya benar juga koq Pak Fatih. Nyatanya, ada eks Presiden RI, yg notabene harus warga negara Indonesia ASLI, yg ternyata lebih memilih untuk tinggal di LUAR tanah air-nya.

Me: Ada yg mau menambah daftar ini? dan kapan kita memiliki pengusaha2 sukses yg bangga dg indonesia dan tidak ingat lagi pada leluhurnya? kenapa yg cinta tanah air dan merasa indonesia sebagai ‘tumpah darahnya’ justru hanya ‘kalangan’ pengusaha yg tak sukses?

Wilson Kusumo: Jangan terlalu pesimis Pak Fatih. Tidak sedikit warga negara kita dari kalangan minoritas yang terang-terangan ikut mengutuk tindakan2 tak terpuji yang dilakukan segelintir manusia bejad yang sukses di Bumi Pertiwi ini tapi membawa lari semua kesuksesannya setelah ybs merasa sudah tidak sanggup lagi “membodoh-bodohi” kita, padahal waktu datang kepulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik pada masa mudanya, mereka cuma membawa seutas kolor yg melekat dibadannya. Tapi itu tidak berarti semuanya serupa. Jangan gara2 tuba setitik rusak susu sebelanga, saudaraku. Saya yakin sebuah perubahan menuju arah yang lebih baik tengah berjalan di negeri kita tercinta ini. Tapi, seperti segala hal dalam kehidupan nyata, segala perubahan butuh waktu. Yang penting, walaupun masih jauh, tetapi titik terangnya sudah mulai kelihatan. Jadi bersabarlah dan jangan terlalu pesimis, Pak Fatih.

Wassalam,
Wilson Kusumo

Comments concerning his death

Bagi saya berteman dengan seseorang seperti Wilson Kusumo adalah pengalaman yang amat istimewa.

Yang paling saya ingat dari Wilson adalah ceritanya ketika dia kena razia polisi lalu lintas, dan waktu itu dia tidak bawa SIM. Dia memilih ditilang daripada harus bayar biaya administrasi sama polisi. Lalu dia bener-bener dateng ke pengadilan untuk menjalani proses pengadilan. Wilson cerita bahwa dia sempat mempelajari undang-undang lalu lintas dan menemukan bahwa pasal yang dikenakan ke dia nggak bener. Harusnya dia kena pasal tidak membawa SIM tapi di surat tilang dia kena pasal tidak punya SIM.

Di pengadilan dia menjalani proses sendiri, tidak pake calo-caloan. Hakim memutuskan denda Rp 8.500,- tapi Wilson protes karena pasal yang dikenakan ke dia salah. Dia menjelaskan bahwa dia bukannya tidak punya SIM tapi tidak membawa SIM. Kata Wilson hakimnya sempat ketawa….akhirnya hakim memutuskan denda Rp 7.500,-, lebih rendah seribu rupiah dari denda semula.

Wilson cerita tentang peristiwa itu sambil lalu saja, ketika kami ada di mobil menuju ke suatu tempat, dia cerita sambil ketawa-ketawa juga. Barangkali dia tidak menyadari efek cerita itu pada saya, barangkali peristiwa itu sesuatu yang kecil saja baginya. Tapi saya tidak pernah melupakan cerita itu, dan tiap ada perbincangan dengan teman-teman saya (yang hampir semuanya non-Tionghoa) tentang orang Tionghoa, saya selalu menceritakan apa yang dilakukan Wilson itu. Dimulai dengan kalimat teman saya seorang cina medan……

Waktu saya tanya kenapa dia mau-maunya menjalani proses yang (menurut saya) ruwet itu. Dia bilang bahwa dia mencita-citakan suatu saat di Indonesia ini semua orang akan MENJALANKAN SISTEM DENGAN BENAR.

Ini yang membuat saya seperti tertampar. Saya juga punya cita-cita seperti Wilson, tapi saya cuma bisa sekedar bercita-cita dan berwacana, sedangkan Wilson sudah melangkah ke arah cita-citanya…. DENGAN MELAKUKANNYA…. DIMULAI DARI DIRINYA SENDIRI, DIMULAI DARI YANG KECIL, DAN DIMULAI SEKARANG…. Sementara saya cuma selalu bikin-bikin alasan pada diri saya sendiri untuk tidak menjalani sistem dengan benar, saya sibuk lah, atau orang lain aja pada melanggar sistem, atau ini kan cuma hal kecil, atau ntar kalau Indonesia sudah punya pemerintah yang beres……saya memang tidak ada apa-apanya dibandingkan Wilson.

Buat saya Wilson adalah pribadi yang unik. Seorang jagoan komputer tapi juga jagoan dalam soal masak-memasak, kombinasi yang unik. Saya dulu pikir untuk urusan bakery-nya Wilson hanya ngurusin manajemennya aja, tapi ketika saya tanya ternyata dia juga menguasai soal cara-cara membuat roti. Roti yang dipajang di bakery-nya adalah hasil keahliannya sendiri. Saya sempat komentar ke dia Kok bisa ya lu mastering dua dunia yang beda gitu ?…dia cuma ketawa.

Wilson juga seorang yang selalu siap membantu orang lain. Minggu lalu saya sms ke dia minta bantuannya. Komputer adik saya di format oleh tukang reparasi, data-data penting milik adik saya ikut terhapus. (Daniel Pramono R, in milis tionghoa-net).

Read 20 other comments here.

4 thoughts on “Wilson Kusumo

  1. Selamat kepda presiden Sby/Boediono yang telah terbukti hasil quix count pasangan Sby./Boedino menunjukan hasil yang positip telah dipercaya masyarakat untuk memimpin negara ini periode 2009/215 kedepan mudah-mudahan hal-hal yang menjadi visi/misi kedepan akan lebih terbukti utamanya dalam bidang pendidikan.

  2. Ralat maksud kami bukan kpk tapi Bpk selama ini kerja mereka kurang efektip terbukti pada setiap pengaduan dari masyarakat pendidikan tidak ada respon positip kedepan yang sebenarnya mereka dah banyak masukan se indonesia khususnya didaerah Kab./Kota makasih !

  3. Hasil evaluasi debat sby okey………..sby akan didukung rakyat gak usah janji yang muluk-muluk yang penting kenyataan dengan diam-diam guru-guru bisa menikmati hasil keterwujudan Sby dalam menjalankan tugas pemerintahan kedepan mudah-mudahan segala kekurangan akan dilaksanakan ketika nanti rakyat mendukung sby amien………..!
    Kunci keberhasilan sby kedepan pegang pns guru-guru mulai gr Tk s/d dosen se indonesia artinya guru-guru se indonesia diam-diam secara tidak langsung dah kontrak politik.
    Realita/kenyataan wujud tersebut adalah, kenaikan gaji pns guru, sertifikasi guru, program kelebihan gaji ( gaji 13 ) ,blt dsb -nya
    saran kami yang ada didaerah Kab./Kota mohon ada respon positif tentang birokrasi bidang pendidikan hendaknya ada semacam controling kebawah dan saya tidak begitu percaya kepada tugas kpk yang terjun saat ini karena mereka bukan memperjuangkan generasi kedepan tu bagaimana ,terbukti mereka masih menerima suap-suap dsb.untuk menutupi ketidak jujuran ketika semua dana yang diturunkan dari pemerintah pusat kedaerah karena otonomi daerah banyak terjadi kesenjangan dalam bidang pendidikan.
    Selamat berjuang demi generasi penerus bangsa saya ucapkan terimakasih,Jangan lupa guru-guru indonesia dah kontrak politik diam.Sby/Boediono kami dukung untuk melangkah kedepan yang lebih efektik trims………………! SBY./BOEDINO ……..Amien

  4. salam kenal smua,
    saya mau menawarkan peluang bisnis “high profit,low risk”. bila ada pertanyaan silakan hubungi saya di alamat email saya.

    terima kasih.

Comments are closed.

Scroll to top