Kalimat Verbal dan Nominal dalam Bahasa Arab
Siapapun yang ingin menguasai bahasa Arab modern, maka langkah pertama adalah menguasai kosa kata. Terutama kosa kata dan ungkapan (frasa) yang sering dipakai sehari-hari baik dalam percakapan, dalam tulisan, maupun dalam pemberitaan audio visual (televisi, video dan radio). Menguasai kosa kata yang diperlukan sudah cukup bagi anda untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dan mengerti pembicaraan penutur Arab.
Baca: 100 Ungkapan Bahasa Arab Paling Sering Dipakai
Namun apabila anda ingin menguasai bahasa Arab secara benar dan profesional dalam arti dapat menulis dan berbicara dalam bahasa yang benar dan baik, maka kemampuan gramatika dasar bahasa Arab adalah keharusan. Gramatika bahasa Arab terdiri dari dua unsur yaitu nahwu dan sharaf. Untuk Nahwu lihat di sini.
Daftar Isi
- Kalimat Verbal Dan Kalimat Nominal
- Kalimat Verbal (Jumlah Fi’liyah)
- Jenis Kalimat Verbal (Jumlah Fi’liyah)
- Jenis Kalimat Nominal (Jumlah Ismiyah)
Sebagai permulaan, cukuplah bagi kita memahami bahwa kalimat bahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu kalimat verbal atau jumlah fi’liyah (verbal sentence) dan kalimat nominal atau jumlah ismiyah (nominal sentence).
Berikut penjelasan jumlah fi’liyah dan jumlah ismiyah dan cara membuat kalimat sempurna. Keterangan ini dikutip dari buku Belajar Bahasa Arab Modern bagi Pemula karya A. Fatih Syuhud
KALIMAT VERBAL DAN KALIMAT NOMINAL
Sebelum memulai belajar bahasa Arab modern, ketahui lebih dulu bahwa kalimat dalam bahasa Arab ada dua macam yaitu: a) Kalimat Verbal, dan b) Kalimat Nominal
Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (fi’il). Dalam bahasa Arab disebut jumlah fi’liyah. Unsur jumlah fi’liyah terdiri dari: a) fi’il (predikat) dan fa’il (subyek) atau b) fi’il, fa’il dan maf’ul (obyek).
Kalimat nominal adalah kalimat yang subyek dan predikatnya berupa kata benda (isim). Kalimat nominal dalam bahasa Arab disebut Jumlah Ismiyah yaitu kalimat yang terdiri dari mubtada’ (subyek) dan khobar (predikat).
KALIMAT VERBAL (JUMLAH FI’LIYAH)
Bentuk Fi’il Ada Tiga: Madhi, Mudharik dan Amar
Dari segi waktu dan bentuk (shighat), fi’il atau kata kerja dalam bahasa Arab ada tiga macam, yaitu:
a) Fi’il mudharik dipakai untuk menunjukkan waktu sekarang atau yang akan datang atau kegiatan sehari-hari.
b) Fi’il madhi untuk menunjukkan masa yang sudah lalu.
c) Fi’il amar dipakai untuk kalimat perintah (kalam amar)
Jenis Kalimat Verbal (Jumlah Fi’liyah)
Dari segi penggunaannya dalam berkomunikasi, jumlah fi’liyah terbagi menjadi lima macam yaitu:
a) kalimat positif (kalam mutsbat);
b) kalimat tanya (kalam istifham);
c) kalimat negatif /menyangkal (kalam nafi);
d) kalimat perintah (kalam amar) dan
e) kalimat larangan (kalam nahi).
Namun, untuk latihan tahap awal, kita akan fokus pada tiga jenis kalimat pertama saja yaitu kalimat positif, kalimat tanya dan kalimat negatif.
Perhatikan, bahwa bentuk fi’il baik madhi atau mudharik akan selalu berubah sesuai perubahan kata ganti (dhamir)-nya.
Kalimat Positif (Kalam Musbat)
Kalimat Positif (Kalam Mutsbat) adalah kalimat berita yang di dalamnya terdapat pengakuan terjadinya sesuatu.
Contoh:
Ali mengunjungi Hasan |
عَلِي يَزُوْرُ حَسَن |
Fatimah mencuci dengan sabun |
فَاطِمَةُ تَغْسِلُ بِالصَابُوْن |
Hasan makan dengan sendok |
حَسَن يَأكُلُ بِالمِلُعَقَة |
Fatimah makan dengan sendok |
فَاطِمَةُ تَأكُلُ بِالِملْعَقَة |
Kalimat Tanya (Kalam Istifham)
Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung makna sebuah pertanyaan. Arti kalimat tanya adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya. Dalam bahasa Arab kalimat tanya disebut kalam istifham.
Cara membuat kalam istifham adalah dengan menambahkan kata tanya (adawat istifham) sebelum kalimat berita di atas. Kata tanya yang sering dipakai dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
Arti | Contoh | Arti | Kata tanya |
Apakah Ali mengunjungi Hasan? |
اَعَلِيٌ يَزُوْرُ حَسَن ؟ |
Apakah | أ (همزة) |
Apakah Hasan mengunjungi Ali? |
هَلْ حَسَن يَزُوْرُ عَلِي ؟ |
Apakah | هَلْ |
Siapa yang makan dengan sendok? |
مَنْ يَأكُلُ بِالمِلْعَقَة؟ |
Siapa | مَنْ |
Sejak kapan kamu mencuci dengan sabun? |
مُنْذُ مَتيَ تَغْسِلُ بِالصَّابُوْن؟ |
Sejak kapan | مُنْذً |
Apa yang kamu makan? |
مَا تَأكُلُ؟ |
Apa | مَا |
Apa yang Hasan makan? |
مَاذَا حَسَن يَأكُلُ؟ |
Apa | مَاذَا |
Kapan kamu pergi ke sekolah? |
مَتَي تَذْهَبُ إليَ المَدْرَسَة؟ |
Kapan | مَتَي |
Di mana kamu makan? |
أيْنَ تَأكُلُ؟ |
Di mana | أيْنَ |
Bagaimana kamu makan? |
كَيْفَ تَأكُلُ؟ |
Bagaimana | كَيْفَ |
Jam berapa kamu sarapan? |
كَمِ السَاعَةُ تُفْطِرُ؟ |
Berapa | كَمْ |
Kalimat negatif adalah kalimat yang bersifat menyangkal sehingga dalam kalimat negatif selalu terdapat kata “tidak” , “bukan” atau kata lain yang berupa penyangkalan. Kalimat negatif adalah lawan dari kalimat positif. Dalam bahasa Arab, kalimat negatif disebut kalam nafi atau kalam manfi.
Cara membuat kalam nafi dalam jumlah fi’liyah adalah dengan menambah kata nafi (sangkalan) sebelum kalimat berita. Kata nafi yang sering dipakai dalam jumlah fi’liyah adalah sebagai berikut:
Arti | Contoh | Arti | Kata Nafi |
Aku tidak pergi ke sekolah |
لاَ أذْهَبُ إليَ المَدْرَسَة |
Tidak, bukan | لا |
Kamu tidak pergi ke kantor |
مَا تَذْهَبُ إليَ المَكْتَب |
Tidak | مَا |
Kamu tidak makan dengan sendok |
لَمْ تَأكُلْ بِالمِلْعَقَة |
Tidak | لَمْ |
Aku belum sarapan hari ini |
لمَّا اًفْطِرْاليَوْم |
Belum | لَمَّا |
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna meminta atau memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam bahasa Arab, kalimat perintah disebut kalam amar.
Cara membuat kalimat perintah dalam bahasa Arab adalah dengan memakai bentuk fi’il amar. Contohnya sebagai berikut:
Arti | Fi’il Amar |
Pergilah ke sekolah! |
اِذْهَبْ إليَ المَدْرَسَة |
Cuci tanganmu dengan sabun! |
اِغْسِلْ يَدَكَ بِالصَّابُوْن |
Lepaskan sandalmu! |
اِخْلَعْ نَعْلَكَ |
Kalimat Larangan adalah suatu kalimat yang isinya untuk melarang atau dengan kata lain memerintahkan orang lain untuk tidak melakukan sesuatu. Dalam bahasa Arab, kalimat larangan disebut Kalam Nahi. Kalam nahi adalah kebalikan dari kalam amar.
Cara membuat kalimat larangan adalah dengan meletakkan la nahi ( لا ) sebelum fi’il mudharik. Contohnya sebagai berikut:
Arti | Kalam Nahi |
Jangan pergi ke sekolah! |
لَا تَذْهَبْ إليَ المَدْرَسَةّ |
Jangan copot sandalmu! |
لاَ تَخْلَعْ نَعْلَكَ |
Jangan makan babi! |
لاَ تَأكُلْ الخِنْزِيْر |
Fi’il mudharik yang bersamaan dengan la nahi statusnya i’rab jazam.
JENIS KALIMAT NOMINAL
Jenis kalimat nominal atau jumlah ismiyah (nominal sentence) sama dengan jenis kalimat verbal (verbal sentence) yaitu Kalimat Positif (Kalam Musbat), Kalimat Tanya (Kalam Istifham), Kalimat Negatif (Kalam Nafi), Kalimat Perintah (Kalam Amar), Kalimat Larangan (Kalam Nahi). Adapun cara membentuk keempat kalimat tersebut akan dijelaskan dalam bab khusus.
Demikian Kalimat Verbal dan Nominal dalam Bahasa Arab dan cara membentuk kalimat dalam bentuk positif, negatif, tanya dan perintah.