Spirit Petarung dalam Diri Generasi Muda
Catatan: Ini tulisan lama yg tercecer. Saya tulis di milis internal mahasiswa Indo di India. Karena isinya bersifat universal (intinya: self-criticism & perlunya fighting spirit) saya muat di sini. Harap maklum dan semoga bermanfaat.
Congratulations! saya ucapkan buat Taufik Hidayat yg dg semangat kompetitif tinggi berhasil meraih emas satu-satunya untuk Indonesia di Olimpiade Athena.
Event olahraga sebenarnya merupakan versi pendek dari kehidupan kita yg panjang. Dalam kompetisi olahraga, siapa yg berjuang paling keras, paling rajin, dibarengi dengan percaya diri tinggi dan mental yg stabil , maka dialah yg akan menjadi THE BEST OF THE
BEST. Dan Taufik Hidayat telah menunjukkan hal itu pada kita. Bukan hanya di level nasional, bahkan internasional.
Sekarang, bagaimana dg kita, mahasiswa Indonesia di India? Sudahkah kita menunjukkan spirit kompetitif untuk menjadi yg terbaik di antara yg terbaik? Apakah kita memiliki spirit untuk menjadi yg terbaik di kelas kita? Terbaik di antara mahasiswa2 luar negeri yg
lain? Terbaik di tingkat nasional? Kalau spirit to be the best itu ada di hati kita, sudahkah kita mengaplikasikannya dalam bentuk belajar rajin dan kerja keras dalam keseharian kita?
Apa indikasi bahwa kita punya spirit menjadi yg terbaik? Mudah. Pertama, apabila kita mendapat nilai terbaik di kelas/kampus kita. Ini untuk level antar-mahasiswa India. Kedua, apabila kita paling produktif menulis di media-media nasional maupun daerah di Tanah Air, mengalahkan produktifitas mahasiswa2 luar negeri (LN) yg lain. Ini untuk level nasional.
Fakta yg ada selama ini adalah tulisan2 di media nasional/daerah selalu dipenuhi oleh mahasiswa2 dari negeri lain. Kita kalah jauh dalam produktifitas berkarya dg mahasiswa Mesir, yg rata-rata jurusan agama; dg mahasiswa Pakistan; apalagi dg mahasiswa yg belajar di negara-negara maju. Beberapa mahasiswa Pakistan dan Kairo bahkan sudah menulis buku (di luar thesis akademis). Sedang kita, kita cuma sibuk dg apakah kita akan lulus ujian apa tidak?!
Mahasiswa India — saya sendiri dan anda — tidak memiliki spirit kompetitif untuk menjadi yg terbaik. Dan tidak jarang sudah merasa sangat bangga karena sudah lulus dan mendapat gelar! Sementara mahasiswa di negara lain sudah sibuk memikirkan tulisan apa yg akan dikirim besok, atau buku apa yg akan ditulis lagi. Perjalanan otak dan wawasan ke depan kita seperti riksha/becak dan mereka bagaikan mobil. Sementara mereka sudah memasang nama dan kredibilitas intelektualnya di Jakarta melalui tulisan2 mereka, kita cuma dikenal di kampung halaman tempat kita dilahirkan. Itupun sudah banyak yg lupa!
Ironisnya, kita merasa bangga dg keadaan kita yg menyedihkan seperti ini! Dan lebih ironis lagi, kita marah kalau ada yg mengeritik mutu intelektualitas kita, bukan malah berterima kasih.
Masih adakah waktu untuk berbenah diri untuk bermental dan bersikap kompetitif bagi mahasiswa India? Tentu saja.
Caranya:
1. Bukalah telinga dan hati lebar-lebar dalam menerima kritik (jangan pernah mencari excuse dan berkilah);
2. Jangan malu minta saran, kritik, dan nasihat dari siapapun untuk mengembangkan diri;
3. Banyaklah baca bacaan apapun, baik bahasa Indonesia maupun Inggris;
4. Jangan merasa gengsi untuk belajar menulis, berkomentar di milis atau mengirim tulisan asli ke media;
5. Perkuat bahasa Inggris Anda dg banyak menterjemah buku (kebetulan sekarang menterjemah dapat “pahala” duit);
6. Jangan pernah punya pikiran khayalan yg akan semakin memperburuk mental kompetitif kita seperti, “Ah, nanti kalau sudah di Indonesia kita tunjukkan siapa yg terbaik.” Pikiran semacam ini adalah pikiran orang-orang yg kalah dan bermental tempe. Kalau mau berkompetisi, mulailah dari sekarang. Di sini. Di India! Kalau kita kalah berkompetisi di sini, selama di india, tidak ada alasan kita akan menjadi pemenang ketika kita di Indonesia. Percayalah!
Itulah makna spirit berkompetisi. Dan versi pendeknya telah ditunjukkan oleh Taufik Hidayat sore ini di Athena. Sekali lagi selamat buat Taufik Hidayat dan selamat buat rekan-rekan di India yg ingin berbenah diri untuk menjadi kompetitor tingkat nasional dan internasional. Bukan hanya kompetitor tingkat RT/RW.